Berkabarnews.com, Agam - Banjir bandang atau galodo yang meluluh lantakkan Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), meninggalkan trauma bagi para korban bencana.Tak hanya rumah, sebagian korban juga kehilangan anggota keluarga.
Para korban kini tinggal di tenda-tenda pengungsian yang tersebar di beberapa titik. Mereka menunggu uluran tangan pemerintah supaya bisa mendapatkan kembali rumahnya yang tergusur banjir bandang.
Di tengah ketidakpastian itu, Polwan Polda Riau hadir bersama konselor psikolog. Sebanyak 42 mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Indonesia (Himpsi) turun ke tenda pengungsian untuk memulihkan para korban secara mental, terutama anak-anak.
Tim Trauma Healing tidak datang dengan tangan kosong. Mereka hadir membawa mainan hingga snack. Keceriaan anak-anak merekah saat tim trauma healing mengajak mereka bermain. Aneka permainan seperti ular tangga, buku mewarnai, congklak, diharapkan bisa sedikit memulihkan trauma kejiwaan anak-anak tersebut.
Kepala SPN Polda Riau Kombes Indra Duaman yang memimpin tim Trauma Healing mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk kehadiran Polri, khususnya Polda Riau dan Sumbar dalam membantu masyarakat.
"Tim Trauma Healing akan membantu pemulihan psikis para korban pascabencana, khususnya kaum rentan seperti anak-anak, ibu-ibu dan lansia," kata Indra.
Psikolog Polda Riau Ipda Olivia Margareth mengatakan, pihaknya memberikan treatment berbeda untuk anak-anak dan ibu-ibu. Bagi anak-anak, psikolog mengembalikan keceriaan dengan games dan mainan.
"Untuk ibu-ibu dan lansia kami lakukan konseling," kata Olivia.
Olivia mengatakan, dari hasil asesmen awal, para korban bencana mengalami trauma dengan tingkatan berbeda-beda,, terutama ketika mendengar suara-suara yang mirip dengan galodo.
"Berdasarkan hasil asesmen awal, banyak ditemukan tingkat trauma dari gejala awal, ringan, juga berat," jelasnya.
Bagi mereka yang mengalami trauma tingkat sedang hingga berat, disediakan khusus berupa TP2. Gejala tersebut diidentifikasi ditandai dengan kecemasan , sedih hingga khawatir akan terjadi bencana susulan.**/syf
Komentar Anda :